0

Fashion

Posted by Unknown on 08.24 in


Perkembangan Fashion di Indonesia

 contoh salah satu Event tahunan
 Belakangan ini kita sering mendengar simpang siur kabar mengenai fashion di negara kita, Indonesia. Fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu tidak lepas dari peran serta desainer-desainer lokal yang terus berperan aktiv dalam meramaikan dunia fashion Indonesia. Hal ini tentu memberikan dampak positif bagi para desainer-desainer lokal untuk mulai memperkenalkan gaya dan karakter fashion mereka. Apalagi pekembangan fashion yang signifikan juga memberikan dampak lain tidak hanya bagi para desainer tapi juga para pengrajin –pengrajin lokal dalam hal perbaikan sektor ekonominya.

Hingga saat  ini pihak yang saya tau memegang peranan penting dalam mempengaruhi fashion di Indonesia adalah APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia), yang beranggotakan perancang dan pengusaha yang bergerak dalam bidang mode Indonesia. Asoiasi ini memiliki program tahunan yang di namakan Fashion Tendance yang sudah diadakan sejak tahun 1993 hingga sekarang. Dalam program ini, seperti biasa dilakukan fashion show yang akan menampilkan prakiaan fashion yang akan menjadi trend tahu mendatang. Orientasi dari kegiatan ini sendiri adalah untuk memberikan arahan yang jelas mengenai konsep rancangan terbaru dari APPMI pada masyarakat luas terutama desainer-desainer Indonesia.


Trend fashion yang di konsepkan oleh APPMI sendiri pada dasarnya merupakan kombinasi dari inspirasi fashion mancanegara khususnya Eropa dan Indonesia sendiri. Memang hingga saat ini kiblat fashion seluruh dunia terpusat pada Eropa seperti  paris dan Milan, dua negara ini memang sudah tidak bisa diragukanlagi inspirasi desainnya. Desain yang mereka hasilkan selalu tidak lepas dari unsur klasik dan sederhana.


Perkembangan fashion di Indonesia tidak terjadi begitu saja, melainkan karena adanya arus bantuan dari teknologi yang berkembang semakin pesat, sehingga masyarakat Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan dan perkembangan fashion secara global. Tidak bisa kita pungkiri kiblat fashion Indonesia memang banyak di pengaruhi dari barat. Tetapi hal ini  tidak lantas  menyurutkan nyali para desiner lokal untuk terus memperbaharui dan menciptakan trend fashion Indonesia, bahkan beberapa desainer yang sudah punya nama sendiri mulai memperkenalkan Indonesia sebagai pemilik fashion batik di mata dunia Internasional. Walaupun gaya barat masih mendominasi tapi desainer-desainer Indonesia terus berusaha memadupadankan karakter fashion barat yang klasik dengan karakter fashion Indonesia yang tradisional dengan batik ataupun kain-kain tenunnya. Mereka kembali memunculkan gaya khas Indonesia ke permukaan dengan cara membuka pola pikir masyarakat Indonesia tentang konsumen Indonesia cerdas dalam memilih gaya mana yang disukai dan pantas baginya.


Jenis  fashion yang paling signifikan dan cepat perkembangannya adalah pakaian atau baju. Karena baju lebih cepat pergantian modenya dan cenderung menjadi konsmsi yang paling banyak dibeli oleh masyarakat Indonesia ketimbang celana sepatu ataupun tas.




|
0

Cerita pendek..

Posted by Unknown on 07.18 in
Jangan Menyerah


          Di kehidupan yang keras ini ada sebuah kisah perjuangan hidup seorang penari jalanan dan putranya. Demi menghidupi putra semata wayangnya ia dan teman seperjuangannya menjalani kehidupan ini dengan ikhlas seperti apa yang sudah di takdirkan tuhan kepadanya.
          Setiap pagi hari ia harus bersiap untuk menjalani rutinitas kehidupannnya bersama putranya yang masih anak-anak. Riasan yang tebal, konde dan kebaya adalah hal wajib yang musti ia kenanakan, karena itulah tuntutan peran yang harus ia mainkan. Ditengah kesibukan, sesekali putra semata  wayangnya menghiburnya “ Dorr (mengagetkan)..Ibu cantik !” lontar si anak dengan wajah polosnya, dan sang ibu membalas nya dengan seutas senyuman. Putra semata wayangnya yang terhitung masih kecil, bertugas membawa kecapi tua dan sebuah radio butut. Disini dialah yang berperan penting  untuk memainkan lantunan nada ketika sang Ibu dan temannya yang juga penari jalanan tengah beratraksi.

           Tiap hari sudut-sudut kota  pasti mereka sambangi demi mendapatkan kepingan koin receh ataupun lembaran uang kecil dari orang-orang yang berlalu-lalang. Setiap detik sang penari harus melenggak –lenggokan tubuhnya layaknya penari Jaipong di atas penggung, dan memasang wajah tersenyum bahagia yang jelas bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya ia rasakan. Itulah kehidupan karena apapun yang ia lakukan semata-mata hanya untuk putranya. “ Kita pasti bisa, jangan menyerah.” Ucapnya lirih menyemangati dirinya dan juga putranya. Dengan wajahnya yang masih polos sang anak pun tetap tersenyum seakan dia menikmati lalulalang orang dan mobil-mobil dihadapannya. Padahal setiap hari ia harus mengalungi kecapi tua dilehernya dan memetik nada sesuai lagu yang harus dimainkan.Kepolosan anaknya lah yang selama ini membuatnya terus berkata “jangan menyerah.”.  Kehidupan dan rutinitas seperti inilah yang  ia jalani dengan segelintir penari jalanan lainnya.

           Di balik haru perjuangan sang penari yang tak lain adalah sosok seorang ibu, terselip tentang hal yang melatar belakangi pekerjaannya. Semua yang ia lakukan hanya menghidupi putranya. Dan suatu ketika di tengah terik matahari yang menyengat sang anak melihat ibunya dan berkata “Ibu tidak lelah ?” ,jawab si Ibu “ Tidak, memangnya kamu lelah ?” sembari menguraikan seutas senyuman. “Tidak.. kalau ibu tidak lelah aku juga tidak lelah.” Jawab si anak seolah menyemangati ibunya. Tetapi tidak bisa dipungkiri sang ibu memang tengah sakit parah, dan tak jarang pula  ia batuk dengan mengeluarkan darah. Penyakit TBC kronisnya, yang selama ini ia  derita ia paksakan untuk tidak ia rasakan dan berusaha kuat tidak mengeluh. “uhuk..uhuk (batuk darah) ya Allah hamba rela jika engkau ambil nyawaku, tapi hamba berharap jika engkau mengizinkan anakku menjadi orang berhasil kelak sebelum hamba menutup mata.” Pinta sang ibu. Hanya karena ia tidak ingin anaknya tahu itu semua. Padahal rasa sakit yang ia rasakan luar biasa. Sehingga tak hanya perasaaan lelah yang sebenarnya ia rasakan tapi juga penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

          Di kini di masa depan yang sudah terjadi, sang anak telah menjadi seorang yang sukses. Bahkan kini ia sudah duduk di banku kantoran sebagai seorang direktur yang berwibawa, dan juga sudah mengendarai mobil pribadinya sendiri. Pada suatu ketika si direktur ini dilanda masalah kantor yang membuatnya merasa lelah dan tidak sanggup lagi bertahan hingga, dan ketika kemarahannya mencapai puncak ia sempat melemparkan semua apa yang ada di depannya. Ia mencapai perasaaan kalut dan bingung harus berbuat apa, dan suatu ketika saat ia mencari pelarian dari semua bebanya. “ Aku sudah muak dengan semua ini!” ujarnya.Tidak sengaja saat mobil yang ia kendarai terhenti di lampu merah di sudut kota ia mengigat masa lalunya. Masa kecilnya yang ia lewati sebagai anak penari jalanan. Seperti berhalusinasi ia seperti melihat dirinya tengah membawa kecapi tua dan ibunya tengah menari jaipong. Perasaan haru kini menyelimuti wajahnya. Ia masih merasa tidak percaya dari posisinya dulu sebagai pengamen di sudut-sudut kota kini ia bisa menjadi seorang direktur yang sukses.
          Di pagi yang cerah sang direktur sengaja memnbawa ibunya yang kini sudah tua ketempat dimana mereka dulu mengamen. Dari penampakan yang mereka lihat memang tidak ada yang berubah dari tempat itu. Terkenang kejadian masa lalu, di saat itulah sang ibu menyadari arti penting jangan menyerah, ketika semua yang ia harapkan tenyata kini dapat terjadi “ Ibu merasa sedih mengigat apa yang dulu terjadi.”lontar sang ibu.” Tapi kini ibu merasa bangga karena kini kamu sukses nak.”. Dan saat itu juga sang anak yang kini direktur mandapatkan ilham agar tetap jangan menyerah menjalani hidup, dan jangan menyerah ketika menghadapi suatu masalah dalam hidup. Karena ia yakin tiap persoalan pasti akan ada jalan keluarnya ketika kita tabah menjalaninya dan mencari solusinya, dan apa yang ia hadapi saat ini jauh lebih sederhana dibandingkan perjuangan hidupnya bersama ibunya selama ini untuk mencapai apa yang kini sudah ia dapatkani. Disitulah ia tersadar jika kehidupan adalah suatu  rentetan cobaan yang panjang yang harus dilalui dengan perjuangan dan jangan menyerah untuk tetap berjuang, seperti apa yang sudah pernah ia lewati bersama Ibunya,dan kata terakhir yang keluar dari mulutnya adalah “ Untuk apa aku hidup kalau setelah selama ini aku berjuang, sekarang aku menyerah?” “ Jangan menyerah!” pinta ibunya lirih. Kebesaran hati ibunyalah yang tidak pernah membuatnya enggan mengakui jika dulu ia adalah anak seorang penari jalanan.


inspirasi : Jangan menyerah (D'masiv )




Sunrice di Awan Tengger

  Masuk …gak…masuk…gak.” Ucapku lirih. Galau banget mutusin hari ini masuk apa nggak. “Mungkin gak masuk sekolah pilihan yang terbaik.. he..he.”  Segera aku melompat dari tempat tidurku dan bersiap diri. Aku mengemas segala keperluan dari baju, sweater, jaket, topirajut, sarung tangan, kaoskaki panjang untuk merangkap kaos kaki yang sudah aku kenakan karena disana udaranya amat ekstrem dan beberapa barang kecil  lainnya di ranselku. Kutengok dari jendela kamarku, diruang tengah Ayahku juga  masih sibuk mengemas barang-barangnya, begitu pula kerabat yang lainnya masih terlihat seliweran entah sibuk atau menyibukkan diri. Aku mengecek apa-apa yang masih diperlukan dan belum aku masukkan ranselku. “Ahh.. minyak kayu putih, hampir saja aku lupa. Beres semuannya sudah siap.” Ucapku. Terakhir aku tinggal mengenakan sepatuku. “Semoga tidak ada yang aku lupakan.” Doaku dalam hati karena aku menyadari kalau aku orang yang cukup pelupa.                                                                                              
Beranjak aku dari posisi dudukku dan segera menuju ke kerumunan orang yang tengah sibuk memasukkan koper-koper dan barang lainnya ke bagasi. “Bapak.. Ibu aku sudah siapp!” seruku dengan berteriak, tapi karena saking sibuknya orang tuaku mereka bahkan seolah tidak mendengarku. “Huh.. dasar rempong!” celetukku sebel. Setelah semua koper sudah masuk terakhir barulah ranselku yang dimasukkan. “ Osa, ranselnya udah kah ?” tanya ayahku memastikan ranselku dengan logat bicaranya yang agak aneh. “ Udah , tuh tadi di tarkuk terakhir.” Jawabku. Setelah semuanya sudah beres tinggallah kami  masuk mobil yang dikendarai oleh teman Ayahku. Dan ketika mesin mobil dinyalakan dan terdengar suaranya, bulukudukku langsung merinding rasanya sudah tidak sabar aku untuk segera sampai disana. Dari kaca mobil aku berpamitan dengan ibuku yang kebetulan tidak bisa menemaniku karena, yahh. Banyak hal yang harus dikerjakan untuk beberapa hari kedepan dan apalagi karena kakak ibuku yang di Kalimantan akan datang beberapa jam setelah keberangkatannku ini, sedih rasanya berpisah dengan ibuku dan berada di tempat yang jauh dari ibuku meskipun hanya untuk beberapa hari saja. “ Tadi udah dicek semuanya ? gak ada yang ketinggalan khan ? “ tanya ibuku “ Udah, jaket, sweater, kaoskaki, topi rajut, sarung tangan , minyak kayu putih, udah semuanya  di tas.” Jawabku dengan senyuman yang sumringah. “ Hati-hati,nanti kalo udah sampai sweter sama jaketnya dipake langsung….” Titah ibuku yang panjang sekali “ Iya.. iya.”jababku singakat.“Udah siap yaa !” tanya pak supirnya pada semua penumpang mobil termasuk aku “ Siap wes!” jabakami beramai-ramai. Mobilpun dijalankan dan yaah kami siap mengawali perjalanan ini dengan semangat.

Dari kaca mobil aku berteriak pada ibuku “ Wes ya aku berangkat , Assalamuallaikum!” . Dengan raut wajah bahagia aku hanya bisa berbisik “ Tunggu aku Bromo !”. Ditengah perjalanan yang cukup memakan waktu kini perasaan bosan mulai hinggap di otakku, yang kulihat dari tadi hanya hamparan  sawah  dan hutan hijau yang indah tapi cukup memuakkan jika berjam-jam hanya itu yang kulihat. Kurang dari tiga detik pandangan mataku jadi kabur dan bersamaan dengan itulah mataku tertutup, dan tidurlah aku. Tiba-tiba udara dingin seperti menusuk tulang memaksaku untuk bangun dari peristirahatanku yang terasa hanya sekejap saja. Tak bisa dipungkiri udara segar yang keluar masuk hidungku dan pemandangan yang berbeda dari sebelumnya membuatku lagi-lagi merinding keheranan. Ku takjub melihat apa yang ada di depan mataku. Kami pun mulai memasukki wilayah Bromo Tengger Semeru yang  aku tau dari Joglo selamat datang yang baru saja dilewati mobil kami. Melihat orang-orang tengger  yang berduyun-duyun entah kemana, Ayahku pun turun dari mobil dan segera menyakan alamat  tempat yang kami tuju yang tak lain kerabat ayahku. Dan setelah mendapat informasinya kami lanjutkan perjalanan menuju tempat itu. Setelah melewati jalan yang berkelok-kelok sampailah kami di kampung itu. Dan barulah pak sopirnya menanyakan alamat pasti rumah tsb. Dan ternyata setelah melewati beberapa rumah  sampailah kami disana. Satu hal yang aku dapatkan selama perjalanan mengitari wilayah tengger ini yaotu masyarakat disini sangat ramah sekali jauh lebih ramah dari masyarakat di kota tempat tinggalku, Malang.
Disambutlah kami oleh si Pemilik rumah yang tak lain kerabat  ayahku sendiri. Disana kami di izinkan menempati satu rumah yang memang sudah mereka siapkan. Rumah yang kami tempati letakknya kebetulan ada dipaling ujung dan di depan rumah langsung dapat kita lihat hamparan perkebunan sayur- sayuran yang membentang hingga jauh sekali di samping rumah . Mirip sekali dengan villa.  hingga Langsung kami menuju kamar kami masing-masing untuk beristirahat.  Aku kebetulan satu kamar dengan Mbak Ari dan temannya, mereka  rekan bisnis ayahku, hehe. Sore harinya kami dipanggil si Pemilik rumah untuk makan, disana dihidangkan berbagai menu yang aku tidak tahu satu persatu namanya yang aku tau hanya rollade, sop merah  dan  nasi goreng. Dan sisanya spertinya makanan khas daerah sini. Langsung kita santap makanan yang ada di depan mata. Usai makan, Ayahku mengajakku berkeliling-keliling ke sekitar sini yang kebetulan didekat sana sedang  ada pasar malam. Ramai sekali suasana disana, dan rasanya tidak salah kami memilih hari.  Karena hari sudah mulai gelap aku dan ayahku pulang. Dan ternyata orang-orang rumah malah sedang asyik nonton tv dan ngopi. Karena masih banyak hal yang sudah aku planning untuk keesokan harinya jadi aku memilih untuk tidur duluan.

Pagi harinya omku mengajakku menyusuri perkebunan di samping rumah yang terbentang jauh hingga tak terlihat ujungnya. Tapi aku menolaknya” nggak ah.. ndek sana dingin, males “. Ku memilih untuk stay disini, mengambil beberapa gambar dengan angel yang bagus. Setelah aku mulai merasa bosan karena hanya mondar –mandir gak jelas dari tadi aku pun bersama Ayahku peri nonton Kuda Lumping yang memang sedang berlangsung di halaman Balai Desa tak jauh dari sana. Di sana bukannya liat jaran kepang aku malah makan bakso yang gerobakknya berhenti didepan pos kamling.
Dan hal mengejutkan setelah kami sampai dirumah adalah , rumah dalam keadaan terkunci dan tidak ada seorangpun didalam. Aku dan ayahkuu mencari kemana-mana , berkeliling kampung dan ternyata orang-orang malah nonton  pertandingan bola di rumah tetangga, karena hari ini memang jadwalnya tim favorit mereka AREMA, melawan Persija di Jakarta.  Tidak banyak yang kami lakukan selama disana paling hanya makan jalan-jalan atau berdian dirumah. Dan malam harinya kami semua membuat planning ke Bromo. Tujuan utama kita dari awal. Dan setelah semuanya sudah matang, istirahatlah kami untuk mempersiapkan energi untuk esok hari.
Dini hari, jam 03.00. aku dibangunkan Mbak Ari dan disuruh segera mempersiapkan semuanya karena kita mau berangkat ke bromo. Mataku yang masih setengah melek ini aku paksa mempersiapkan semuanya. Aku ambil  celana , jaket, kaos kaki, sarung tangan ku ditas dan aku pakai semunnya , double sudah pakaiannku kini kecuali atasanku yang triple karena ketambahan kaos. Dan diluar sepengetahuannkau Ayahku malah harus kembali keMalang hari ini juga bersamaan dengan keberangkatanku. Sedih dan kecewa rasanya, Satu hal yang membuatku berat karena aku takut tanpa ayahku. Dilema rasanya, pulang atau melanjutkan misiku. Tapi ya sudahlah.
Di pagi hari yang benar-benar pagi  kami menuju tempat pembelian tiket sekaligus tempat penyewaan mobil jeep. Setelah bernegosiasi dengan si pemilik jasa penyewaan Jeep kami akhirnya mendapat satu Jeep untuk kita tumpangi. Disinilah perjalanan sesungguhnya dimulai. Jalan yang berliku-liku dan tikungan tajam yang hampir tidak ada 60 derajat kami lewati. Usai kami semua seperti dikocok-kocok dalam Jeep sampailah kami di tempat pertama yaitu “Penanjakan “ , disini adalah tempat untuk para pengunjung melihat sunrice tengger dengan jelas. Dan benar saja setelah kurang lebih setengah jam terlihatlah sunrice dari balik gunung yang terlihat berkawah kotak benar-benar indah sekali, warnanya yang orange gelap benar –benar indah sekali. Aku benar-benar merasa takjub dan luar biasa bisa melihatnya secara langsung. Tak kusia-siakan kesempatan ini untuk mengabadikan moment ini dan berfoto pula dengan turis-turis mancanegara disana. Dan ini adalah pengalaman pertama bagiku, melihat sunrice di atas penanjakan yang berada di ketinggian entah berapa dpl, yang jelas lebih tinggi dari kampung yang aku singgahi tadi dan gunung Bromo sendiri.

Dari Penanjakan kami bergegas menuju Gunung Bromo sendiri. Setelah Jeep mulai menjejakkan rodanya di padang pasir Bromo, udara dingin sudah mulai terasa berkurang disini . Turun dari Jeep kami memulai pendakian disini . Jalan setapak yang di penuhi batuan dan kotoran kuda cukup mempersulit langkahku. Belum lagi bau dari kotoran kuda yang menusuk hidungku semakin membuatku lemas. Beberapa kali kami berhenti untuk sekerad menata nafas kami yang mulai kacau balau. Sengaja kami tidak menggunakan jasa kuda, bukan karena tidak punya uang tapi karena kami tidak ingin kalah dengan bule-bule  yang tingginya seperti tiang yang juga  mendaki bersama kami. Setelah kami berhasil menginjakkan kaki di anak tangga yang pertama, sekali lagi kami beristirahat dan mengatur nafas. “ syukurlah sudah sampai sini, tinggal beberapa anak tangga sampailah aku. “ ucapku lirih, mengira jika tangga yang aku lewati hanya sejengkal saja.

“Semangat!” celetuk omku yang berdiridi sampingku. Mulailah kami menginjak satu-persatu anak tangganya. Iseng-iseng aku dan Omku menghitung jumlah anak tangga yang kami lewati karena mitosnya anak tangga yang kita hitung jumlanya selalu tidak pernah sama. Baru aku sadari di tengah perjalanan, kalau  tangganya jumlannya ternayata lebih dari 150 anak tangga. “ Ya Allah.. Om aku capek.” Kataku. Disitu entah apa yang terjadi tiba-tiba pandanganku mulai kabur dan badanku sudah seperti mati rasa . Omku yang melihat aku tampak pucat langsung menyuruhku duduk dan menyodorkanku air mineral. Beberapa menit berlalu aku putuskan melanjutkan nya karena aku tidak mau menyesal  karena mengahirinya sekarang, ini butuh perjuangan untuk melihat kawahnya dan sayang kalau harus berhenti di tengah jalan. Persis seperti itulah kalimat yang aku jawabkan pada pertanyaan Omku yang memang meragukan keadaan fisikku. Ditangga terakhir, tepatnya tangga ke 267 aku berhasil menepati janjiku pada bromo yang sudah menungguku. Perasaan luar biasa yang aku rasakan saat ini. Denyut nadiku seperti terpacu, dan detak jantungku semakin berdegup kencang. Rasa sedih, rindu, lelah semuanya lenyad termakan fantasi baruku di Puncak Bromo tempat aku berpijak saat ini. Fantasi baru ini melebur bersama dengan perasaan bahagia, senang , takjub dan tidak percaya. “ Aku benar-benar berada di atas, di kawah bromo.” Ucapku dalam hati. “ Udah.. lega khan udah bisa sampai di atas.” Kata Omku . Timpalku pada Om.  “ Iya Om, lihaten tah ndek bawah Jeepnya kelihatan sekecil kuku, dari sini lho kelihatan tinggi banget. Pendopo yang ndek tengah lho yaa kelihatan kecil banget .”

Di sana aku melihat ada beberapa penjual yang menjajakan bunga Adelwais yang aku tau adalah bunga yang memang hanya ada di sini dan dikatakan sebagai bunga abadi, dan aku belilah satu ikat bunga Adelwais untuk buah tangan sekaligus bukti kalau aku benar-benar berhasil menginjakkan kaki di kawah Bromo. Tapi sayangnya ada satu hal yang aku kecewa dari tempat ini adalah banyak selaki sampah yang aku lihat di cekungan kawah Bromo, sepertinya pengunjung masih belum punya kesadarab untuk merawat kelestarian Bromo salah satunya ya kebersihannya .  Setelah puas menjepret banyak gambar, kami turun ke bawah. Di perjalanan menuju padang pasir kami berulang kali mengabadikan momen ini dengan berfoto yang kebetulan salah dua dari  kami adalah seorang fotografer. Setelah puas berfoto dan mengabadikan moment ini di ingatan. Kami memutuskan untuk kembali ke kota asal kami, Malang.

Perjalanan singkatku di Tengger benar-benar menyisakan jejak di ingatanku. Penduduk, tradisi, makanan, pemandangan, dan Bromonya benar-benar melekat di hati. Dan satu hal yang tidak akan pernah aku lupakan dari Bromo adalah , disini adalah pertama kalinya aku menjemput si nyala orange dari balik Gunung Bromo yang dingin. 
 
oleh : Osyadha.R


|
0

kreasi kulit telor

Posted by Unknown on 21.50 in ,
kreasi kulit telor yang aku buat ini berupa hiasan dinding yang pada dasarnya bisa juga diaplikasikan sebagai aceccories jika dibuat dalam ukuran yang lebih kecil, misalnya saja bisa dibuat kalung, cincin, gantungan dan benda-benda pakai lainnya.

traditional motif
corak indonesia banget



warna motif ,merah ungu biru
 Seingatku yang aku gambar untuk sketsnya plat yang diatas adalah motif dari madura dan warna yang aku gunakan juga warna yang nge-jreng sesuai dengan ciri khas batiknya orang madura. Untuk corak yang atas aku sengaja tabrakin dengan gambar yang geometris persis seperti motif dari Toraja
simple mofit

i don't know, what the motif ?



itu dia kreasi kulit telor-ku, yang memang aku kolaborasikan motif-motifnya dengan motif nusantara dan warna yang aku gunakan cenderung warna yang berani dan mencolok


|
0

photography practice

Posted by Unknown on 21.26 in ,
Sekedar cerita saja.. Ini aktivitas yang biasa aku lakukan di hari Minggu pagi di rumahku. Semuanya gak jauh-jauh dari bunga dan properti dekorasi. Aku disini bantu-bantu ayahku yang memang berprofesi sebagai wiraswastawan. Jadi segala kesibukan kerja dilakukan sebagian dirumah.
Iseng-iseng sambil bantu ngeberesin bunga-bunga dan sebagainya aku ngambil beberapa photo dan aku kasih sentuhan editan dikit, sekalian sama belajar , jadi maklum hasilnya gak begitu bagus
Dan seperti inilah hasilnya..

orange make your day brighter

white, calm and innocent passion
white and blue give your energy

green & yellow thats your simple character

natural passion

aggressive red but calmed yellow

fell like freshly

cheerfull yellow, but mysteriously

red rose, agressive and romantic
pink rose young passion and sweet


pink rose and pink ribbon

blue Rotansia and green pillow
the set of colourfull flower


orange, energy at morning

baloon flower and pillow

green of sirih londo

green rotansia at shine



yellow cheerfull, calmed by cheerfullness of yellow



orange and colorfull background with the sweet of brownies cake ..



blur angle of camera

 white peacock and a simple effect


a set of flower
red wall


berantakan ...

simple icon and green cross effect
 


some package fresh flowers

 
 thats all the picture have I took,,
hasinya memang bisa dikatakan biasa saja
but, because i like photography,, so i will learn it again again and again ..



|

Copyright © 2009 Pineapple All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.